Fakta Terbaru Tentang G30 S/PKI Didalangi Soeharto – Sahabat Sekalian, bertahun-tahun sudah diperdebatkan siapa yang menjadi gerakan kudeta pemerintahan yang sah dan tampilnya kedepan pemerintahan baru yang militeristik dan cenderung otoriter pemerintahan Orde Baru. Fakta terbaru tentang G30 S/PKI Didalangi Soeharto.
Kamis, 27 September 2012
Dalang PKI sebenarnya
Kudeta yang biasa disebut dengan kudeta merangkak ini juga lebih dikenal dengan Gerakan 30 september /PKI atau disingkat G30S/PKI [dengan embel-embel PKI]. G30S/PKI adalah sebuah gerakan berdarah yang berusaha menghancurkan pemerintahan yang sah, waktu itu pemerintahan yang sah dipegang oleh Ir. Sekarno. Begitu banyak teori soal peristiwa yang mengegerkan Indonesia pada tahun 1960-an ini. Sampai hari ini [2011], titik terang perdebatan diantara para sejarawan tentang siapa dalang dari gerakan 30 September atau versi orde baru gestapu, sampai saat ini belom ketemu, tapi dibalik pengungkapan beberapa teori dari para sejarawan ini, sesungguhnya telah bisa diambil suatu kesimpulan yang terang benderang tentang siapa yang menjadi dalang gerakan ini, siapa yang ingin dihancurkan, dan siapa yang menjadi pengkudeta atau pelaku perampasan kekuasaan secara biadab ini. Cuman kita bangsa Indonesia terlalu cepat tutup telinga dan cenderung untuk menutupi fakta yang terjadi, dan bangsa Indonesia terlalu cepat “lupa” sebuah sejarah, apalagi sejarah itu kelam dan menelan banyak korban jiwa.
Lewat blog ini saya akan mencoba mengungkap secara garis besar tentang fakta sebenarnya tentang gerakan 30 September PKI. Dan yang akan saya sampaikan ini saya katakan disini adalah sangat bertolak belakang dengan versi di buku-buku sejarah resmi SD-SMP-SMA. Sebelum saya sampaikan fakta ini, saya mau mengatakan bahwa saya bukan anti PKI ataupun Pro PKI, secara genetik saya bukan anak atau keturunan PKI ataupun keturunan anti PKI dan secara politis saya pula bukan anak PKI ataupun anak anti PKI. Jadi apa yang saya ungkapkan sebeanarnya tanpa tendensi apa-apa, cuman mau mencoba meluruskan sejarah yang pernah terjadi di Indonesia.
Secara sederhana saya katakan bahwa yang menjadi dalang gerakan kudeta merangkak Gerakan 30 september ini adalah jenderal-jenderal Pro CIA atau pro Blog Barat, dapat disebutkan disini yang menjadi dalang Utamanya adalah Jenderal Besar Soeharto [yang paling diuntungkan dalam gerakan ini]. yang menjadi target dari gerakan ini adalah Presiden Soekarno dan Partai Komunis Indonesia, kenapa presiden soekarno mau digulingkan???, Karena gerakan ini bukan gerakan nasional, tetapi gerakan internasional atau gerakan blog barat yang ingin menggulingkan Bung Karno yang sedang membangun gerakan yangingin menyaingi Blok Barat.[sebenarnya bung Karno bukan pro blog Timur, tetapi ingin membangun Blok tersendiri [diluar blok timur] yang ingin menyaingi blog barat yang congkak.] Blok yang ingin dibangun oleh bung karno ini, kita sebut saja Blok Marhaenesia, sayang blok yang akan menyaingi blok Barat ini layu sebelum berkembang di “cabut” oleh blok Barat.
Fakta lain kenapa saya katakan Bung karno dan PKI adalah korban keganasan Gerakan 30 September atau kudeta berdarah 30 S/PKI [dengan embel-embel PKI] adalah Bung karno Sendiri yang jatuh dari tampuk kekuasaan setelah peristiwa ini terjadi, yang kedua adalah PKI, lihatlah hampir seluruh fungsionaris PKI dibunuh bak maling ayam, lihatlah para simpatisan PKI sebagian besar di Pulau Jawa dan Bali jadi korban sia-sia oleh keganasan tentara dan ormas anti PKI [korban yang meninggal diperkirakan belasan juta orang yang dibantai antara tahun 1965 – 1967].
Jadi kesimpulannya singkat saja, yang menjadi dalang gerakan ini adalah Militer ,Pro CIA/Amerika Serikat/Blok Barat yang diketuai oleh Soeharto. yang menjadi korban dari gerakan kudeta 30 september ini adalah soekarno dan Partai Komunis Indonesia.[am]
Diposting oleh Unknown di 11.05 0 komentar
zaman batu
Zaman Batu adalah masa zaman prasejarah yang luas, ketika manusia menciptakan alat dari batu (karena tak memiliki teknologi yang lebih baik). Kayu, tulang, dan bahan lain juga digunakan, tetapi batu (terutama flint) dibentuk untuk dimanfaatkan sebagai alat memotong dan senjata. Istilah ini berasal sistem tiga zaman. Zaman Batu sekarang dipilah lagi menjadi masa Paleolitikum, Mesolitikum, dan Neolitikum, yang masing-masing dipilah-pilah lagi lebih jauh.
PaleolitikumZaman batu tua (palaeolitikum), Disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana. Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Erectus yang terdiri. Masa paling awal dari peradaban manusia ini ditandainya dengan ditemukannya fosil-fosil manusia purba yang dalam perhitungan ilmiah berusia sekitar 1 juta tahun yang lalu seperti Phitecantropus Erectus, dari bentuk ukuran tulang pahanya (femur) dapat dikategorikan sebagai homo erectus atau manusia yang berjalan tegak. Dan alat berburunya seperti kapak genggam, menunjukkan corak produksi manusia masa itu masih dalam masa perburuan. Dalam masa ini manusia masih berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lainnya dalam usahanya mendapatkan binatang buruan.
Neolitikum
Neolitikum, disebut juga neolitik, merupakan fase atau tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah yang mempunyai ciri-ciri berupa unsur kebudayaan, seperti peralatan dari batu yang diasah, pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan tembikar.
Masa batu muda ini juga disebut sebagai masa bercocok tanam awal berkisar pada 1500 tahun yang lalu di Indonesia. Sebagian besar manusia pada jaman itu beras Paleo-Mongoloid. Mereka mulai menetap dan membangun pertanian untuk hidup dengan menggunakan peralatan-peralatan sederhana seperti beliung yang ditemukan tersebar di kepulauan Nusantara bagian barat. Alat ini juga ditemukan di Yunan, Cina Selatan, Laos ini menunjukkan migrasi manusia dari utara melalui sungai Mekong. Di kepulauan Nusantara bagian timur ditemukan banyak kapak lonjong yang juga ditemukan di Jepang, Taiwan Filipina, Sulawesi Utara, Maluku, papua dan kepulauan Melanesia lainnya. Studi biologi tingkat lanjut menunjukkan bahwa kemiripan struktur DNA dalam darah manusia-manusia di wilayah ini mermiliki kemiripan, hal ini menunjukkan nenek moyang bangsa Indonesia sebagian berasal dari daratan Asia dan sebagian lagi merupakan percampuran dari Mongoloid dan Negroid dan Negroid terutama yang berada di kepulauan bagian timur. Dalam waktu senggang menunggu panen, mereka mulai memiliki waktu luang untuk memahami alam raya dan kekuatan-kekuatan yang Maha Besar agar mempermudah hidup mereka. Maka mereka mulai membangun tempat-tempat pemujaan berupa batu-batu besar seperti menhir, bangunan batu berundak, dolmen dan patung-patung nenek moyang mereka, maka akhir zaman ini juga disebut sebagai masa megalitikum
Diposting oleh Unknown di 10.51 0 komentar
Rabu, 26 September 2012
siapa pembangun candi brambanan?
Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah dibangun di Jawa kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai oleh Rakai Pikatan sebagai tandingan candi Buddha Borobudur dan juga candi Sewu yang terletak tak jauh dari Prambanan. Beberapa sejarawan lama menduga bahwa pembangunan candi agung Hindu ini untuk menandai kembali berkuasanya keluarga Sanjaya atas Jawa, hal ini terkait teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing; yaitu wangsa Sanjaya penganut Hindu dan wangsa Sailendra penganut Buddha. Pastinya, dengan dibangunnya candi ini menandai bahwa Hinduisme aliran Saiwa kembali mendapat dukungan keluarga kerajaan, setelah sebelumnya wangsa Sailendra cenderung lebih mendukung Buddha aliran Mahayana. Hal ini menandai bahwa kerajaan Medang beralih fokus dukungan keagamaanya, dari Buddha Mahayana ke pemujaan terhadap Siwa.
Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala dan raja Balitung Maha Sambu. Berdasarkan prasasti Siwagrha berangka tahun 856 M, bangunan suci ini dibangun untuk memuliakan dewa Siwa, dan nama asli bangunan ini dalam bahasa sansekerta adalah Siwagrha (sansekerta:Shiva-grha yang berarti: 'Rumah Siwa') atau Siwalaya (Sansekerta:Shiva-laya yang berarti: 'Ranah Siwa' atau 'Alam Siwa'). Dalam prasasti ini disebutkan bahwa saat pembangunan candi Siwagrha tengah berlangsung, dilakukan juga pekerjaan umum perubahan tata air untuk memindahkan aliran sungai di dekat candi ini. Sungai yang dimaksud adalah sungai Opak yang mengalir dari utara ke selatan sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan. Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran sungai ini berbelok melengkung ke arah timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi sehingga erosi sungai dapat membahayakan konstruksi candi. Proyek tata air ini dilakukan dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong lengkung sungai dengan poros utara-selatan sepanjang dinding barat di luar kompleks candi. Bekas aliran sungai asli kemudian ditimbun untuk memberikan lahan yang lebih luas bagi pembangunan deretan candi perwara (candi pengawal atau candi pendamping).
Beberapa arkeolog berpendapat bahwa arca Siwa di garbhagriha (ruang utama) dalam candi Siwa sebagai candi utama merupakan arca perwujudan raja Balitung, sebagai arca pedharmaan anumerta beliau.Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga merupakan perubahan nama dialek bahasa Jawa dari "Para Brahman", yang mungkin merujuk kepada masa jaya candi ini yang dahulu dipenuhi oleh para brahmana.
Kompleks bangunan ini secara berkala terus disempurnakan oleh raja-raja Medang Mataram berikutnya, seperti raja Daksa dan Tulodong, dan diperluas dengan membangun ratusan candi-candi tambahan di sekitar candi utama. Karena kemegahan candi ini, candi Prambanan berfungsi sebagai candi agung Kerajaan Mataram, tempat digelarnya berbagai upacara penting kerajaan. Pada masa puncak kejayaannya, sejarawan menduga bahwa ratusan pendeta brahmana dan murid-muridnya berkumpul dan menghuni pelataran luar candi ini untuk mempelajari kitab Weda dan melaksanakan berbagai ritual dan upacara Hindu. Sementara pusat kerajaan atau keraton kerajaan Mataram diduga terletak di suatu tempat di dekat Prambanan di Dataran Kewu.
Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala dan raja Balitung Maha Sambu. Berdasarkan prasasti Siwagrha berangka tahun 856 M, bangunan suci ini dibangun untuk memuliakan dewa Siwa, dan nama asli bangunan ini dalam bahasa sansekerta adalah Siwagrha (sansekerta:Shiva-grha yang berarti: 'Rumah Siwa') atau Siwalaya (Sansekerta:Shiva-laya yang berarti: 'Ranah Siwa' atau 'Alam Siwa'). Dalam prasasti ini disebutkan bahwa saat pembangunan candi Siwagrha tengah berlangsung, dilakukan juga pekerjaan umum perubahan tata air untuk memindahkan aliran sungai di dekat candi ini. Sungai yang dimaksud adalah sungai Opak yang mengalir dari utara ke selatan sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan. Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran sungai ini berbelok melengkung ke arah timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi sehingga erosi sungai dapat membahayakan konstruksi candi. Proyek tata air ini dilakukan dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong lengkung sungai dengan poros utara-selatan sepanjang dinding barat di luar kompleks candi. Bekas aliran sungai asli kemudian ditimbun untuk memberikan lahan yang lebih luas bagi pembangunan deretan candi perwara (candi pengawal atau candi pendamping).
Beberapa arkeolog berpendapat bahwa arca Siwa di garbhagriha (ruang utama) dalam candi Siwa sebagai candi utama merupakan arca perwujudan raja Balitung, sebagai arca pedharmaan anumerta beliau.Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga merupakan perubahan nama dialek bahasa Jawa dari "Para Brahman", yang mungkin merujuk kepada masa jaya candi ini yang dahulu dipenuhi oleh para brahmana.
Kompleks bangunan ini secara berkala terus disempurnakan oleh raja-raja Medang Mataram berikutnya, seperti raja Daksa dan Tulodong, dan diperluas dengan membangun ratusan candi-candi tambahan di sekitar candi utama. Karena kemegahan candi ini, candi Prambanan berfungsi sebagai candi agung Kerajaan Mataram, tempat digelarnya berbagai upacara penting kerajaan. Pada masa puncak kejayaannya, sejarawan menduga bahwa ratusan pendeta brahmana dan murid-muridnya berkumpul dan menghuni pelataran luar candi ini untuk mempelajari kitab Weda dan melaksanakan berbagai ritual dan upacara Hindu. Sementara pusat kerajaan atau keraton kerajaan Mataram diduga terletak di suatu tempat di dekat Prambanan di Dataran Kewu.
Diposting oleh Unknown di 12.09 0 komentar
Langganan:
Postingan (Atom)